BREBES -Arus lalu lintas setelah libur Hari Natal dan menjelang libur Tahun Baru, di jalur selatan Kabupaten Brebes, Minggu (30/12), padat merayap.
Antrean kendaraan mengular hingga beberapa kilometer terjadi di ruas Kecamatan Bumiayu hingga Kecamatan Paguyangan. Kepadatan arus lalu lintas di jalur selatan Kabupaten Brebes itu, mulai terjadi sejak Sabtu malam (29/12). Dari arah barat iring-iringan kendaraan bahkan sudah terjadi sejak memasuki Kecamatan Tanjong. Saat ini arus lalu lintas masih padat lancar. Kemacetan terpantau mulai terjadi sejak Minggu pagi (30/12).
Hal itu menyusul volume kendaraan yang terus meningkat, baik dari arah Purwokerto maupun Tegal. Di Kecamatan Bumiayu, titik kemacetan terjadi di jalur lingkar Bumiayu. Di ruas itu kendaraan dari arah Tegal terjebak kemacetan hingga mengular lebih dari dua kilometer. Lepas dari jalur lingkar Bumiayu, antrean kendaraan masih terjadi hingga Kecamatan Paguyangan. Selain volume kendaraan yang meningkat tajam menjelang tahun baru dan usai hari Natal, antrean kendaraan terjadi diduga karena terhambat adanya perlintasan Kereta Api (KA), di Pasar Grengseng, Kecamatan Paguyangan.
Di titik itu, kendaraan harus mengurangi kecepatannya. Mengurai Kemacetan Akibat kemacetan itu, waktu tempuh menjadi molor. Bahkan, jarak Bumiayu-Paguyangan dalam kondisi normal hanya ditempuh selama 15 menit, tetapi molor menjadi satu jam lebih.
Di jalur selatan itu terlihat didominasi kendaraan dengan nomor polisi luar kota, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Purwokerto. Toro (34), sopir angkutan tujuan Bumiayu-Purwokerto menuturkan, kemacetan itu dikarenakan jumlah kendaraan meningkat tajam menjelang liburan tahun baru.
Mayoritas kendaraan yang akan berlibur ke Purwokerto maupun Yogyakarta. Sementara, medan jalan yang naik dan kondisi jalan yang bergelombang membuat kendaraan harus melaju pelan. “Sudah sejak Sabtu kemarin, kendaraan antre. Khususnya, yang mau ke Purwokerto. Ini karena libur tahun baru. Kalau libur Natal tidak separah ini,” ujarnya.
Menurut dia, akibat antrean kendaraan yang mengular itu, para awak angkutan dirugikan karena pendapatannya menurun. Sebab, tidak bisa kejar target setoran karena waktu tempuh menjadi lama. “Ya rugilah. Saya semula bisa tiga kali pulang pergi, tapi karena macet paling satu kali,” katanya. (H38- 49,23)
0 komentar:
Posting Komentar